Erika merincikan, realisasi JBT itu terdiri dari minyak solar 5,40 juta KL dan minyak tanah 0,17 juta KL.
"Dari grafik yang ditampilkan dapat kita lihat terdapat penurunan konsumsi JBT minyak solar sebesar 17,57 juta KL pada tahun 2023 dibandingkan 17,61 juta KL pada tahun 2022," urainya.
Penurunan itu disebabkan adanya pengendalian penyaluran melalui penggunaan QR Code mulai Juni 2022 dan juga peningkatan pengawasan di lapangan, serta tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi penyaluran BBM Bersubsidi.
Ia bilang, mengacu pada realisasi penyaluran JBT minyak solar di 2023, pada 2024, BPH Migas melakukan pencadangan kuota JBT Minyak solar sebesar kurleb 1 juta KL untuk pengendalian agar tidak terjadi overkuota di akhir tahun dan agar bbm bersubsidi didistribusikan sesuai kebutuhan.
"Berdasarkan realisasi volume JBT dan JBKP pada akhir Desember 2024, diprognosakan volume minyak solar akan mencapai 17,88 juta KL atau 99,50%, minyak tanah 0,508 juta KL atau 97,13%, dan pertalite 31,11 juta KL atau 99,71%," tutup Erika.
(DES)