Anggie Ariesta
IDXChannel – Bank Indonesia (BI) mencatat uang primer atau base money (M0) adjusted tumbuh 14,4 persen (yoy) menjadi Rp2.117,6 triliun per Oktober 2025. Kondisi ini mencerminkan peningkatan likuiditas di sistem keuangan, seiring masih kuatnya kebutuhan uang tunai dan aktivitas perbankan menjelang akhir tahun.
Pertumbuhan tersebut melanjutkan tren positif bulan sebelumnya yang tumbuh 18,6 persen (yoy). BI menjelaskan, peningkatan uang primer dipengaruhi oleh kenaikan uang kartal yang beredar di masyarakat sebesar 27,1 persen (yoy) serta giro bank umum di BI (adjusted) yang naik 13,4 persen (yoy).
“Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 27,1 persen (yoy) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 13,4 persen (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, Jumat (7/11/2025).
Dia menjelakskan, pertumbuhan uang primer adjusted sudah memperhitungkan dampak pemberian insentif likuiditas kepada perbankan. Artinya, angka itu mencerminkan kondisi likuiditas yang lebih riil, tanpa terdistorsi oleh kebijakan teknis BI seperti perubahan giro wajib minimum (GWM).
Sebagai catatan, uang primer merupakan bentuk paling dasar dari uang beredar, terdiri atas uang tunai di masyarakat serta saldo giro bank-bank umum di BI. Posisi uang primer biasanya setara 20-22 persen dari total uang beredar luas (M2). Artinya, setiap kenaikan uang primer berpotensi memperbesar jumlah uang beredar di perekonomian lewat mekanisme pengganda uang (money multiplier).
