sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Luhut Sebut Satu Mobil Nikmati Subsidi BBM Rp19,2 Juta per Tahun

Economics editor Rizky Fauzan
12/07/2022 18:59 WIB
Menko Marvest Luhut Pandjaitan mengatakan anggaran subsidi BBM terus meningkat. Satu unit mobil menikmati subsidi hingga Rp19,2 juta per tahun.
Luhut Sebut Satu Mobil Nikmati Subsidi BBM Rp19,2 Juta per Tahun. (Foto: MNC Media)
Luhut Sebut Satu Mobil Nikmati Subsidi BBM Rp19,2 Juta per Tahun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) terus meningkat. Hal itu sejalan dengan melesatnya harga minyak dunia.

Dari perhitungan dia, diperkirakan subsidi BBM untuk mobil mencapai Rp 19,2 juta per unit per tahun. "Berdasarkan catatan kami dengan harga BBM sekarang, subsidi mobil berpenumpang diperkirakan mencapai Rp 19,2 juta (per) mobil per tahun, jadi satu mobil itu ada subsidi yang diberikan," kata Luhut dalam peluncuran Grab Elektrik di Kemenko Marves, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2022). 

Sementara untuk sepeda motor, subsidinya mencapai Rp 3,7 juta per motor per tahun. "Bayangkan saja kalau sekarang ada motor 136 juta (unit), ya hitung saja subsidinya berapa," katanya. 

Mantan prajurit Kopassus itu mengatakan bahwa pemerintah sudah mulai menghitung kembali apa saja yang bisa dikurangi dalam beban pemakaian BBM tersebut. Salah satunya mendorong pemakaian kendaraan listrik. 

"Kami sekarang sudah diperintahkan presiden menghitung semua yang bisa kita kurangi dari penggunaan bensin itu kita gunakan ke elektrik, itu sekarang sedang jalan. Saya yakin dengan tim yang ada sekarang, kita akan bisa melakukan ini," kata Luhut. 

Adapun harga Pertalite tanpa subsidi: Rp 17.200 per liter

Subsidi pemerintah: Rp 9.550 per liter

Harga jual Pertamina: Rp 7.650 per liter 

Pertamina menyebut kalangan mampu lebih banyak menikmati BBM jenis Pertalite termasuk solar subsdi. Sebanyak 60% masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan kaya ini mengonsumsi hampir 80% dari total konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan 40% masyarakat rentan dan miskin hanya mengonsumsi 20% dari total subsidi energi tersebut. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa penguatan harga minyak mentah akibat menurunnya suplai global, terutama dari Libya dan Ekuador, serta terbatasnya kemampuan produksi OPEC+ berdampak terhadap harga keekonomian bahan bakar minyak dan elpiji di Indonesia. 

"Kalau kita melihat harga keekonomian dengan peningkatan harga minyak dan gas ini juga meningkat tajam," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI dikutip Selasa, (12/7/2022). 

Nicke membeberkan, berdasarkan formulasi perhitungan yang dilakukan oleh Pertamina pada Juli 2022, harga keekonomian Solar adalah Rp18.150 per liter, sedangkan harga jual masih Rp5.150 per liter. Kondisi ini membuat pemerintah harus membayar subsidi Solar Rp13.000 per liter. 

Sementara itu, harga keekonomian Pertalite berada pada angka Rp18.150 per liter. Pertamina menjual Pertalite Rp7.650 per liter, sehingga setiap liter Pertalite yang dibeli oleh masyarakat mendapatkan subsidi Rp9.550 per liter dari pemerintah. 

"Kemudian untuk Elpiji bersubsidi, Pertamina belum menaikkan harga Elpiji nonsubsidi sejak tahun 2007, sehingga harganya masih Rp4.250 per kilogram. Saat ini harga pasar Elpiji adalah Rp15.698 per kilogram, maka subsidi dari pemerintah adalah Rp11.448 per kilogram," ujar Nicke. 

Nicke menuturkan, harga keekonomian produk BBM nosubsidi jenis Pertamax senilai Rp17.950 per liter. Pertamina masih mematok harga Pertamax Rp12.500 per liter, sedangkan perusahaan kompetitor sudah menetapkan harga produk sekitar Rp17.000 per liter. 

"Kami masih menahan harga Pertamax Rp12.500 per liter karena kami juga pahami kalau Pertamax naik setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi. Kondisi ini tentu akan menambah beban negara," tutur Nicke. 

Lebih lanjut ia menuturkan, pihaknya akan terus memantau kondisi harga pasar dan melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai. 

Nicke menegaskan, perhitungan harga keekonomian BBM dan Elpiji tersebut sudah sesuai dengan formulasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM. Menurut dia, perusahaan lain telah menggunakan formula tersebut.

"Formula perhitungan ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan kompetitor lain dalam menetapkan harga BBM maupun Elpiji mereka," imbuhnya.

(FRI)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement