IDXChannel - Krisis properti yang tak kunjung selesai membuat China mengalami penurunan pada obligasi dolar. Hal ini karena pinjaman yang berlebihan pada bisnis properti dan penurunan penjualan rumah.
Melansir Bloomberg, Selasa (18/10/2022) indeks mengungkapkan bahwa bisnis real estate turun 0,3 sen dolar menjadi 55,7 sen. Pada bulan Agustus harga sempat mencapai 56 sen sebelum langkah pemerintah mendorong kenaikan bulanan.
Penurunan pasar perumahan berawal dari tindakan keras pemerintah terhadap pinjaman yang berlebihan. Beberapa pembeli bahkan sampai memboikot hipotek yang belum selesai.
Presiden Xi Jinping pada Kongres Partai Komunis memberikan sinyal adanya arah perubahan pada kebijakan pasar perumahan dan aturan Covid yang juga menghambat sektor properti ini.