sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Okupansi Hotel Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat saat Lebaran 2023

Economics editor Dovana Hasiana/MPI
31/03/2023 13:54 WIB
Pelaku usaha di bidang perhotelan dan restoran optimis untuk bisa mencapai pertumbuhan 5% di tahun ini.
Okupansi Hotel Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat saat Lebaran 2023 (FOTO:MNC Media)
Okupansi Hotel Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat saat Lebaran 2023 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai hari raya idul fitri dapat dijadikan sebagai momentum untuk mendongkrak pendapatan dan meningkatkan pemulihan hotel pasca pandemi.

Apalagi, grafik hunian keterisian kamar (okupansi) terus mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2020. 

Anggota Bidang Advokasi dan kebijakan Publik BPP PHRI, Yuno Abeta Lahay mengatakan pelaku usaha di bidang perhotelan dan restoran optimis untuk bisa mencapai pertumbuhan 5% di tahun ini.

Walaupun terdapat penurunan okupansi di masa ramadhan seiring dengan penurunan dari sisi kegiatan yang dilakukan masyarakat, pihaknya tetap optimis untuk bisa pulih pada tahun ini. 

“Tentunya momentum lebaran ditargetkan memberikan pemulihan. Tingkat okupansi kamar biasanya meningkat menjelang lebaran,” ujar Anggota Bidang Advokasi dan kebijakan Publik BPP PHRI, Yuno Abeta Lahay dalam program Market Review IDX Channel, Jumat (31/3/2023)

Kebijakan penambahan cuti bersama juga dinilai sebagai momentum yang bisa meningkatkan tingkat okupansi serta lama waktu tinggal (length of stay), khususnya pada daerah wisata favorit seperti Yogyakarta dan Bali. Hal tersebut kemudian menyebabkan peningkatan harga hotel yang cukup pesat, bahkan bisa mencapai 2 kali lipat. 

Yuno mengatakan, harga cenderung akan terkoreksi pada momentum tersebut karena penerapan sistem best available rates (BAR). Adapun BAR merupakan sistem yang meningkatkan harga bila ketersediaan kamar mulai menipis.

Yudo mengatakan, hal ini sejalan dengan penerapan hukum permintaan dan penawaran ekonomi dimana harga akan meningkat bila ketersediaan barang lebih sedikit bila dibandingkan permintaan. 

“Tentunya kenaikan harga kamar masih sejalan dengan kenaikan barang pokok lainnya. Penyesuaian pun dilakukan agar tetap memberikan pelayanan terbaik,” urai dia.

Yuno menambahkan, anggota PHRI melakukan berbagai strategi untuk memanfaatkan momentum tersebut dengan baik, salah satunya dengan menyediakan paket - paket dengan harga kompetitif. Hal ini juga dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan agen - agen perjalanan. Selain itu, para pelaku usaha biasanya menawarkan produk - produk makanan dan minuman untuk mendongkrak penjualan. 

“Biasanya ini dilakukan untuk menarik pelanggan, karena kamar bila dijual terpisah cenderung mahal, jadinya terdapat paket - paket dengan harga kompetitif yang ditawarkan sebagai hasil kerjasama dengan travel,” pungkasnya.  


(SAN)

Advertisement
Advertisement