IDXChannel- Perusahaan pemilik AirAsia, Capital A Berhad berharap mendapat keuntungan di 2025 usai kembali merugi di 2024. Kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
Dilansir Channel News Asia, Minggu (2/3/2025), Capital A membukukan kerugian yang dapat diatribusikan sebesar 475,1 juta ringgit atau setara Rp1,8 triliun di 2024.
Capital A menjelaskan kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh kerugian valuta asing satu kali sebesar 1,4 miliar ringgit atau setara Rp5,2 triliun dari bisnis penerbangan. Bisnis ini juga menyebabkan kerugian kuartal keempat membengkak menjadi 1,57 miliar ringgit dari 345,3 juta ringgit tahun sebelumnya.
Capital A sangat terpukul oleh pembatasan perjalanan akibat pandemi. Selain itu, label PN17 dari bursa efek Malaysia semakin membuat perusahaan terpuruk.
Capital A kini berusaha untuk keluar dari status PN17. Berbagai upaya akan dilakukan untuk memperbaiki kondisi bisnis perusahaan.
Salah satunya, Divisi Penerbangan Capital A berharap 19 pesawat yang saat ini berada dalam penyimpanan agar diaktifkan pada kuartal II-2025.
Capital A juga sedang dalam proses menjual bisnis penerbangan AirAsia ke unit penerbangan jarak jauh AirAsia X Bhd. Penjualan ini diharapkan Capital A sebagai salah satu pemegang saham utamanya.
Langkah ini diumumkan setahun yang lalu untuk mengkonsolidasikan operasi jarak jauh dan jarak dekat di bawah satu merek AirAsia.
Capital A juga berharap dapat membukukan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dari operasi yang berkelanjutan antara 500 juta ringgit dan 600 juta ringgit di 2025. Sebab, pada 2024 mengalami kerugian EBITDA dari operasi yang berkelanjutan sebesar 663,2 juta ringgit.
(Ibnu Hariyanto)