sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pertamina Borong 10 Penghargaan ProKlim 2023 dari KLHK

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
25/10/2023 19:34 WIB
Melalui ajang ini, Siti memberikan apresiasi kepada para pihak yang selama ini telah bekerja mewujudkan ProKlim di daerahnya masing-masing.
Pertamina Borong 10 Penghargaan ProKlim 2023 dari KLHK (foto: MNC Media)
Pertamina Borong 10 Penghargaan ProKlim 2023 dari KLHK (foto: MNC Media)

IDXChannel - Komitmen PT Pertamina (Persero) untuk turut memajukan kehidupan di desa-desa di berbagai wilayah Indonesia kembali mendapat apresiasi.

Terbaru, apresiasi datang dari Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, kepada sepuluh entitas bisnis Pertamina Group yang dinobatkan sebagai pendukung Program Kampung Iklim (ProKlim) 2023 kategori instansi. 

Melalui ajang ini, Siti memberikan apresiasi kepada para pihak yang selama ini telah bekerja mewujudkan ProKlim di daerahnya masing-masing.

Dalam ajang ini, Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga, memperoleh enam penghargaan, yaitu untuk DPPU Sultan Thaha (Jambi), DPPU Adi Sumarno (Solo), DPPU Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Fuel Terminal Maos (Cilacap), Integrated Terminal Panjang (Lampung), dan Integrated Terminal Palembang.
 
Selain itu, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining dan Petrochemical juga meraih dua penghargaan, yaitu RU V Balikpapan dan RU III Plaju.

Tak hanya itu, penghargaan juga diraih oleh PT Pertamina EP Donggi Matindok Field dan PT Perta Samtan Gas.

"Penghargaan ini kami berikan untuk menghargai dedikasi para pelaku Proklim dan sebuah apresiasi bagi seluruh aktor di lapangan maupun pelaku usaha yang senantiasa memberikan pembinaan dengan baik, aktif berpartisipasi, dan mendukung pelaksanaan Proklim," ujar Siti, dalam sambutannya.

Atas deretan penghargaan yang didapat, VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa Pertamina turut mendukung usaha KLHK dalam mencapai target kampung Proklim melalui desa-desa binaan yang mencanangkan program program pendukung dan memberdayakan masyarakat desa, kampung dan juga dusun untuk menjadi agen perubahan dalam Kampung Proklim Indonesia.

"Peran Pertamina saat ini tidak hanya terbatas pada penyediaan energi, tapi juga komitmen dalam menjaga lingkungan demi menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan bersama, mengajak masyarakat dalam mengendalikan perubahan iklim secara berkelanjutan termasuk mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060," ujar Fadjar.


Menurut Fadjar, entitas-entitas Pertamina yang menerima penghargaan karena secara konsisten mengajak masyarakat dalam aksi dan mitigasi ProKlim untuk lingkungan yang lebih baik.

Seperti contoh yang dilakukan di Integrated Terminal Palembang dengan pembinaan di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yang memberdayakan masyarakat melalui program Desa Energi Berdikari untuk mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi terbarukan dari sinar matahari. 

"Pemanfaatan panel surya, manajemen usaha, dan pemasaran digital kepada masyarakat dilakukan secara terstruktur. Dilengkapi panel surya berkapasitas 6,54 kWp dan teknologi penyimpanan energi baterai lithium sebesar 10 kWh, program ini mampu menghasilkan 8.442 kWh energi per tahun," tutur Fadjar.

Upaya ini, dikatakan Fadjar, membawa potensi penghematan biaya listrik sekitar Rp13 juta per tahun.

Selain itu, penerapan energi surya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, namun juga mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mengurangi emisi karbon sebanyak 8.502 kg CO2eq per tahun.

Dampak positif dari program ini diklaim Fadjar sangat terasa. Lebih dari 140 petani telah merasakan manfaat langsung dari praktik pertanian terpadu yang didukung oleh program DEB.

Berdirinya Kelompok Home Industry yang terdiri dari 10 anggota juga terasa berdampak, dengan peningkatan pendapatan petani sebesar 30% dan omset mencapai Rp1.500.000 per bulan per petani, serta Rp1.000.000 per bulan per kelompok.

ProKlim sendiri merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan peran non-party stakeholder, sesuai hasil Pertemuan Para Pihak (Conference of The Parties/COP) ke-26 UNFCCC yang tertuang dalam Glasgow Climate Pact.

Kegiatan utama ProKlim terbagi dalam dua dimensi: Adaptasi dan Mitigasi. Pada dimensi adaptasi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan yakni pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, Penanganan atau Antisipasi Kenaikan Muka Laut, Rob, Intrusi Air Laut, Abrasi, Ablasi atau Erosi Akibat Angin, Gelombang Tinggi dan Pengendalian Penyakit terkait Iklim.

Sementara dalam dimensi mitigasi, kegiatan ProKlim meliputi pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi, budidaya pertanian rendah emisi GRK, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Usaha berkelanjutan Pertamina Group dalam mendukung implementasi ProKlim ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13, yaitu mengambil tindakan cepat untuk untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, sekaligus mendukung implementasi ESG (Environmental, Social & Governance) dengan mengajak masyarakat untuk mengelola perubahan iklim secara berkesinambungan.

(TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement