Peningkatan produksi di area Karaha disebabkan oleh peningkatan kehandalan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), optimalisasi produksi sumur cyclic KRH-52, serta efisiensi listrik pemakaian sendiri.
Realisasi produksi di area Kamojang tahun 2022 sebesar 1.679,39 GWh, atau 106,67% dari RKAP yang sebesar 1.574,31 GWh. Angka itu turun 71,27 GWh, atau 96% dari tahun 2021 yang sebesar 1.750,7 GWh.
“Penurunan produksi area Kamojang disebabkan adanya kegiatan pemeliharaan Steam Header Unit 1,2,3, Major Inspection Unit 3 milik PT.IP dan Turn Arround Unit 4 milik PGE,” lanjut laporan tersebut.
Realisasi produksi di area Ulubelu pada tahun 2022 mencapai 1553,20 GWh, atau 98,47% dari RKAP sebesar 1577,3 GWh dan turun 43,05 GWh atau 97,3% dari tahun 2021 sebesar 1.596 GWh. Hal ini disebabkan adanya penurunan tekanan (drop pressure) sumur produksi UBL-27 dan UBL-56.
Lalu, realisasi produksi di area Lumut Balai pada tahun 2022 mencapai 448,5 GWh, atau 105% dari RKAP yang sebesar 427,33 GWh, yang dikarenakan produksi listrik terserap secara optimal oleh PLN.