Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters, 25 dari 30 responden atau 90 persen di antaranya memperkirakan penurunan lebih besar dari 10 bps. Kekhawatiran juga muncul akibat melebarnya divergensi yang menyeret yuan China mendekati posisi terendah.
Sejumlah data yang telah dirilis menjelaskan ekonomi secara tak terduga melambat, dan mendorong beberapa bank investasi global, termasuk Goldman Sachs dan Nomura, untuk merevisi perkiraan pertumbuhan GDP setahun penuh untuk China.
Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan GDP setahun penuh tahun 2022 China menjadi 3,0 persen dari sebelumnya 3,3 persen, jauh di bawah target Beijing sekitar 5,5 persen.
"Pemotongan LPR asimetris sejalan dengan ekspektasi kami. Niat kebijakannya cukup jelas ... karena pemotongan 15 bps ke LPR 5 tahun dimaksudkan untuk meningkatkan permintaan pembiayaan jangka panjang," ucap kepala analisis pasar keuangan di MUFG Bank, Marco Sun.
China akan menjamin penerbitan obligasi baru oleh beberapa pengembang swasta untuk mendukung sektor ini, yang telah menyumbangkan seperempat dari GDP nasional.