sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PIS Bangun dan Tambah Dua Kapal Tanker Gas Raksasa, Dikirim pada 2027

Economics editor Fiki Ariyanti
07/07/2024 13:53 WIB
PT Pertamina International Shipping (PIS) siap membangun dan menambah dua kapal tanker LPG raksasa, VLGC.
PIS Bangun dan Tambah Dua Kapal Tanker Gas Raksasa, Dikirim pada 2027 (foto dok web pis)
PIS Bangun dan Tambah Dua Kapal Tanker Gas Raksasa, Dikirim pada 2027 (foto dok web pis)

IDXChannel - PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menandatangani perjanjian baru dengan mitra global, pedagang komoditas internasional BGN untuk menambah armada kapal tanker LPG raksasanya.

BGN fokus pada pengembangan dan pengoperasian bersama kapal pengangkut gas LPG baru. Perjanjian tersebut ditandatangani di Istanbul, Turki pada 1 Juli 2024 oleh CEO PIS, Yoki Firnandi dan CEO Perdagangan BGN, Emin Imanov, serta dihadiri oleh CEO BGN Group, Rüya Bayegan. 

Pada kesepakatan kerja sama ini, kedua belah pihak akan membentuk struktur kepemilikan bersama dengan penyedia layanan pengiriman serta penyewaan kapal oleh BGN secara jangka panjang.

“BGN merupakan mitra strategis PIS dan Pertamina Group dalam mendukung ketahanan energi Indonesia. Menyusul perjanjian pertama kami di Abu Dhabi tahun lalu, kami kini berkomitmen untuk memiliki bersama dua unit VLGC yang akan dikirimkan pada 2027. Kemitraan ini memperkuat kerja sama kami,” kata CEO PIS, Yoki Firnandi dalam keterangan resminya, Jakarta, Minggu (7/7).

Dua VLGC baru tersebut direncanakan memiliki kapasitas 88 ribu meter kubik, berbahan bakar ganda atau dual-fuel yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar minyak dan LPG. 

Masing-masing kapal ini berbobot mati (deadweight tonnage/DWT) sekitar 55 ribu Metrik Ton (MT) dengan draft sekitar 12 meter, dan panjang sekitar 230 meter. Kapal tersebut akan dibangun oleh perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia, HD Hyundai Heavy Industries Co Ltd. 

Guna mewujudkan kerja sama tersebut, kedua belah pihak tengah mengeksplorasi pendirian perusahaan joint venture (JV) baru atau menggunakan perusahaan yang sudah ada untuk kepemilikan VLGC bersama.

“Kami percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekspansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina Group,” Yoki menambahkan.

Katanya, operasional PIS saat ini berkontribusi terhadap capaian Indonesia yang berada di atas rata-rata Global Green Security Index, khususnya dalam distribusi energi, keamanan energi, dan aksesibilitas. 

Dengan ekpansi yang terus dilakukan, Yoki meyakini kerja sama dengan BGN merupakan langkah yang tepat dalam mengusung visi ketahanan energi nasional.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Group, Nicke Widyawati yang turut hadir menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut meyakini kolaborasi ini sebagai langkah memperkuat kapabilitas operasional perusahaan. 

"Tidak hanya itu, kami juga percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekpansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina," ucapnya.

Group CEO BGN, Rüya Bayegan mengaku bangga dapat meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan Pertamina. 

"BGN terus melanjutkan peran kunci dalam mengantarkan LPG dan komoditas energi lainnya yang dapat memenuhi permintaan global serta mendorong transisi energi," ujar Bayegan.

Kerja Sama Sebelumnya

PIS dan BGN sebelumnya juga telah berkolaborasi dalam pengadaan VLGC Tulip dan Bergenia pada Januari 2024. Kerja sama tersebut menjadikan PIS sebagai perusahaan pengangkut LPG terbesar di Asia Tenggara. Melalui kerja sama teranyar ini, PIS bertujuan dapat meningkatkan efisiensi dan kapasitas pengangkutan LPG.

CEO BGN Trading, Emin Imanov mengatakan, kerja sama antara kedua perusahaan ini dapat berkontribusi dalam memperluas sekaligus mempererat hubungan kedua perusahaan. 

"Armada pengangkut LPG baru dan efisien ini akan menyokong pertumbuhan BGN sebagai platform perdagangan energi internasional. Saya percaya kerja sama ini dapat membuahkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak," tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, kolaborasi antara kedua perusahaan turut mengeksplorasi potensi kemitraan dalam era transisi energi, termasuk pengangkutan LPG dan petrokimia. 

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan, konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2023, naik 1,73 persen dari tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang konsumsi tertinggi dalam satu dekade terakhir. 

(FAY)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement