"Dalam RUPTL tersebut, PLN menargetkan bauran EBT di antaranya dari pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, hingga biomassa, bisa mencapai 31 persen pada 2030 mendatang," ujar Direktur Manajemen Resiko PLN, Suroso Isnandar, di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Dalam melakukan pensiun dini PLTU berbahan bakar batu bara, menurut Suroso, pihaknya menerapkan pendekatan coal face down, yaitu menghentikan kinerja operasional namun tidak membongkar bangunan instalasinya.
"Jadi operasional(PLTU)nya berhenti, tapi tidak dibongkar. Pendekatan (coal face down) ini dipilih karena ekonomi kita masih tumbuh dengan ditopang oleh energi listrik yang sebagian besar masih dari PLTU batu bara," tutur Suroso.
Pendekatan tersebut, Suroso menjelaskan, sudah mulai diterapkan di sejumlah PLTU milik PLN. Salah satunya PLTU Suralaya, Cilegon, Banten yang dioperasikan oleh PT Indonesia Power.
PLTU Suralaya pada unit 1,2,3,4 yang masing-masing berkapasitas 400 MW atau 1.600 MW dipastikan Suroso telah memasuki masa pensiun pada 2023 ini.