Jika di cermati, lanjutnya, dari Malaysia ini demandnya sekitar 1 juta ton dari total demand di dunia yaitu 70 juta ton.
“Jadi sebetulnya, kalau melihat demand itu dampaknya tidak terlalu signifikan. Justru yang menjadi fokus dan perlu dicermati itu dari sisi supply. Supplier terbesar kan Malaysia dan Indonesia yang masih menahan laju produksinya. Kenapa ditahan? Karena tidak mau terlalu optimis bahwa ekonomi akan recovery di tahun 2021 ini. Makanya kalau supply semakin tertahan, nilainya nanti akan semakin positif untuk CPO global,” tegasnya. (TIA)