"Karena mesinnya setting-nya adalah untuk premium. Paling rendah adalah broken 5 persen, itu teknologi. Masa dia setel jadi broken 15 persen, ya rugi dia, harga anjlok, mesin rusak," lanjut Buwas.
Meski Indonesia saat ini mengambil langkah impor beras premium dari China, Buwas memastikan komoditas ini untuk memenuhi pasokan beras cadangan pemerintah (CBP). Artinya, secara kualitas baik, namun harga tetap merakyat.
"Karena kita ini kan beras standar untuk CBP. Kalau kita bicara standar dari CBP itu berasnya medium," ucapnya.
"Karena harga premium di luar negeri itu harganya masih masuk kategori harga di sini medium, maka saya beli saja premium. Ngapain beli medium, toh harganya sama dengan medium," imbuh mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu.
(RNA)