sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Soal Harga BBM Naik, Menko Luhut: Tidak Ada Pilihan, Subsidi Sudah Rp502 Triliun

Economics editor Heri Purnomo
30/08/2022 16:11 WIB
Menko Luhut menegaskan, wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) harus dilakukan oleh pemerintah. 
Soal Harga BBM Naik, Menko Luhut: Tidak Ada Pilihan, Subsidi Sudah Rp502 Triliun (Foto: MNC Media).
Soal Harga BBM Naik, Menko Luhut: Tidak Ada Pilihan, Subsidi Sudah Rp502 Triliun (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) harus dilakukan oleh pemerintah. 

Menurutnya, karena pemerintah saat ini tidak mempunyai pilihan lain, selain menaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar. Hal tersebut karena masih tingginya harga minyak mentah dunia yang mendorong peningkatan gap harga keekonomian BBM subsidi.

"Ini memang tidak ada pilihan lain, seluruh dunia. Kita ini sudah subsidi sebesar Rp502 triliun," kata Luhut dalam paparannya di Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8/2022). 

"Kalau subsidi ini bisa dikurangi dan kita alihkan kepada kegiatan-kegiatan lain, itu akan lebih bagus," tambahnya. 

Lebih lanjut Luhut mengatakan, harga minyak mentah dunia masih akan bertengger di level USD100 per barel. 

"Harga minyak masih akan berfluktuasi di atas USD100 per barel dan itu akan berat buat kita, bukan hanya kita saja seluruh dunia akan mengalami hal yang sama," katanya. 

Dengan kondisi tersebut, Luhut mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan tenaga listik guna mengurangi penggunaan energi fosil. 

"Dan itu akan mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil dan sehingga membuat Indonesia semakin hebat kedepan" ungkap Luhut.

Luhut menuturkan, pemerintah telah menyiapkan bantuan antisipasi adanya kenaikan haga BBM, di antaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp12,4 triliun dengan sasaran 20,65 juta keluarga penerima manfaat, dan bantuan subsidi upah sebesar Rp9,6 triliun dengan sasaran 16 juta pekerja. (FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement