Adapun, BUMN karya yang dilebur di antaranya PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, atau PTPP.
Waskita Karya akan dilebur ke Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya dilebur ke Adhi Karya, lalu Wijaya Karya alias WIKA akan dilebur ke PTPP.
“Tunggu, kan lagi bikin surat oleh Pak Erick Thohir kan ke (Kementerian) PURP, kita kan tetap berkoordinasi dengan Kementerian Teknis kita untuk itu (merger),” tuturnya.
Arya yakin, konsolidasi tujuh BUMN karya bisa menyehatkan keuangan masing-masing perusahaan, selain menghentikan sifat adu banteng karena mereka akan punya spesialisasi atas proyek yang dikerjakan ke depannya.
“Yang pasti semua tahapan yang kita lakukan akan membuat masing-masing BUMN punya spesifikasi dan spesialisasi, apa tujuannya? Supaya jangan lagi adu-adu tender habis-habisan mereka tuh, ini banting-banting harga yang buat mereka rugi, ini juga yang buat industri konstruksi enggak sehat,” kata dia.
(FRI)