IDXChannel - Kendaraan listrik (EV) saat ini terus alami perkembangan sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo. Ini demi mencapai netral karbon pada 2050 untuk lingkungan yang lebih baik.
Saat ini, Pertamina bersama produsen mobil listrik sedang gencar membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) demi memudahkan masyarakt yang mulai beralih ke kendaraan listrik.
Para periset yang tergabung dalam BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) sedang melakukan penelitian tentang wireless charging. Isu ini juga sempat muncul yang kabarnya akan dibangun di IKN Nusantara.
“Stasiun pengisian yang belum tersebar ke seluruh Indonesia menjadi perhatian kami. Ini yang memicu kami melakukan riset wireless charging,” kata Aam Muharam, Senior Researcher BRIN dalam Webinar BRIN.
Aam juga mengatakan sistem pengisian wireless sudah sangat populer di Eropa, bahkan Asia, seperti di Jepang. Untuk itu, BRIN sedang berusaha keras untuk menghadirkan wireless charging dalam waktu dekat.
Namun, Aam Muharam menegaskan ada tantangan besar dalam membangun infrastruktur wireless carging. Untuk itu, seluruh pihak terkait harus bersinergi agar teknologi ini dapat terealisasikan demi memudahkan masyarakat.
“Integrasi antar fasilitas juga perlu disamakan. Infrastruktur seperti kondisi jalan, material jalan, dan sumber daya untuk wireless charging perlu menjadi perhatian,” ujar Aam.
“Selain itu, pengamanan dari wireles charging juga masih terus diteliti agar radiasi magnet tidak keluar dari sistem tersebut.”
Selain itu, Aam Muharam juga mengatakan tingkat kecepatan mobil juga masih menjadi tantangan tersendiri terkait dengan pengisian wireless. Ini akan menentukan apakah baterai akan terisi atau tidak ketika melewati jalur wireless charging.
Kekhawatiran terbesar adalah pengendara mobil listrik bisa terpapar medan elektromagnetik yang bisa membahayakan kesehatan untuk jangka waktu panjang.
Aam menjelaskan sistem keamanan dari wireless charging yang saat ini dikembangkan dipastikan tidak mengeluarkan radiasi besar. Setelah dilakukan pengujian, medan magnet berada di level yang masih sangat aman untuk diterima manusia.
“Para periset dari wireless charging memang menaruh perhatian besar terhadap radiasi. Kami menerapkan metode pengamanan yang kami tanamkan pada sistem wireless charging, jadi radiasi yang dikeluarkan masih diambang batas aman,” ungkapnya.
Untuk saat ini, tantangan terbesar adalah mana lokasi yang bisa dipasangkan wireless charging. Khususnya di Jakarta, yang mana sebagian besar wilayah akan tergenang air jika terjadi hujan besar dan dapat menyebabkan risiko yang lebih besar.
(NDA)