Ikhsan Permana SP/MPI
IDXChannel - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan hingga saat ini para pelaku UMKM masih sulit mendapatkan pembiayaan. Hal tersebut karena pelaku UMKM khususnya usaha mikro dan usaha kecil tidak memiliki aset, sementara perbankan masih menggunakan sistem konvensional, sehingga tidak mudah bagi pelaku UMKM untuk mendapat pinjaman.
"Perbankan kita masih konvensional belum menerapkan credit scoring di dalam pemberian pinjamannya seperti yang dilakukan fintech misalnya, mereka masih memakai kolateral, sebagian besar UMKM kita tidak punya aset sehingga ada hambatan di situ," kata Teten dalam siaran Market Review di IDXChannel, Rabu (7/6/2023).
Oleh karena itu, pihaknya mendorong para pelaku UMKM terutama pelaku usah mikro dan kecil tidak berusaha mandiri tapi menjadi bagian dari industrialisasi atau menjadi bagian dari rantai pasok industri.
"Karena ini penting, sekecil apapun usaha kita harus setting menjadi bagian dari industri, kalau enggak, nanti industri dan UMKM itu tidak terhubung seperti sekarang. Akibatnya apa? Akibatnya tadi pembiayaan juga menjadi sulit disalurkan kepada pelaku UMKM karena mereka potensi NPL-nya tinggi," ujarnya.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah memberikan berbagai insentif kepada pelaku usaha besar yang berkolaborasi dengan pelaku UMKM seperti pemberian insentif pajak. Di sisi lain, pihaknya juga mengembangkan KUR Klaster. KUR Klaster sendiri merupakan skema pembiayaan KUR kepada pelaku UMKM dengan plafon hingga Rp500 juta.
