Dia menjelaskan sepanjang 2022 TuguRe mampu membukukan peningkatan premi sejalan dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.
Sementara itu, penurunan nilai klaim bruto TuguRe sepanjang tahun lalu tak lepas dari kebijakan perseroan dalam mengurangi eksposurnya terhadap sebagian bisnis kebakaran. Pihaknya meminimalkan potensi klaim dari lini bisnis dengan histori klaim yang tinggi.
Di sisi lain, Tugure mampu memaksimalkan hasil investasi dengan strategi penataan portofolio yang terukur sejalan dengan kian kondusifnya kondisi ekonomi.
“Hasil itu membuktikan ketangguhan dan prospek menjanjikan Tugure yang sebelumnya telah mendapatkan pengakuan dari Fitch Ratings Indonesia yang mempertahankan peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) TuguRe di 'A+(idn)' dengan Outlook Stabil,” jelasnya.
Adapun, laporan keuangan audited tersebut juga menunjukkan nilai aset Tugure per 31 Desember 2022 meningkat 20,44% (yoy) menjadi Rp5,24 triliun dari Rp4,35 triliun pada tahun sebelumnya. Ekuitas perusahaan juga tumbuh yakni 5,76% (yoy) menjadi Rp1,50 triliun.
Dengan realisasi positif sepanjang 2022 itu, Tugure optimistis untuk memacu pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada 2023.
Fadlil mengatakan, pihaknya meyakini bahwa sektor asuransi masih menjadi penopang ekonomi nasional. Terlebih lagi, setelah pandemi Covid-19 melanda masyarakat semakin sadar mengenai pentingnya asuransi.
“Tugure, sebagai salah satu reasuransi di Tanah Air, akan menjadi pendukung bagi industri asuransi nasional,” ungkapnya.
Menurutnya, kinerja positif pada 2022 menunjukkan upaya Tugure yang senantiasa menjaga sustainabilitas dengan meningkatkan kemampuan kinerja finansial perusahaan untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi mitra usaha.
“Kondisi itu diperkuat oleh rating kapasitas keuangan yang stabil sejak 2017 sampai dengan saat ini yakni A+ (idn); outlook stabil yang diterbitkan oleh Fitch Ratings Indonesia,” lanjutnya.
(DES)