“Ke depannya, kami mengantisipasi perlambatan lebih lanjut dalam akumulasi utang global,” kata IFI.
“Ketidakpastian kebijakan ekonomi global yang tinggi — melampaui level saat puncak pandemi — dan biaya pinjaman yang masih tinggi memicu sikap yang lebih hati-hati di antara peminjam," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)