Untuk itu, Rahmad menyarankan agar pendapat pribadi jangan terlalu dipaksakan, seolah-olah merasa paling benar. Karena dampaknya, masyarakat bisa bingung dan pada gilirannya kepercayaan terhadap kebijakan dan aturan yang ditetapkan pemerintah akan berkurang. Untuk itu, semua pihak, baik mantan pejabat, tokoh politik, termasuk masyarakat biasa, bisa menahan diri dan bijak dalam bermedia sosial.
“Sebut soal antri perkepanjangan di bandara yang sempat viral. Tayangan tersebut terkesan menyudutkan pemerintah dan para petugas di Bandara. Padahal petugas sudah melayani masyarakat yang baru datang dari luar negeri selama 24 jam sehari,” sambungnya.
Legislator Dapil Jawa Tengah V ini menambahkan, di masa pandemi ini, semua anak bangsa selayaknya bergotong-royongan memerangi Covid-19. Salah satu cara bergotong royong yakni dengan menyampaikan pendapat secara bijak.
“Saya kira semua pendapat kita hormati, kita hargai tetapi jangan memaksakan kehendak dengan menyampaikan kepada publik seolah pendapat kita paling benar,” pintanya.
Lebih dari itu, Rahmad tidak menampik bahwa bisa saja orang-orang menyampaikan pendapat dengan niat baik. Tapi alangkah baiknya jika pendapat tersebut dikomunikasikan kepada pihak terkait. Karena, jika informasi yang tidak utuh disampaikan ke masyarakat, lalu diterima mentah-mentah oleh masyarakat, dampaknya masyarakat akan terbelah.