sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

5 Fakta Lomba Makan Kerupuk yang Sering Diadakan 17 Agustus, Ternyata Maknanya Dalam

Ecotainment editor Annastasya Rizqa
17/08/2025 15:35 WIB
Meskipun tampak seru, rupanya perlombaan ini punya sejarah dan makna yang dalam bagi rakyat Indonesia. Sejarahnya dimulai sejak masa penjajahan.
5 Fakta Lomba Makan Kerupuk yang Sering Diadakan 17 Agustus, Ternyata Maknanya Dalam. (Foto: Istimewa)
5 Fakta Lomba Makan Kerupuk yang Sering Diadakan 17 Agustus, Ternyata Maknanya Dalam. (Foto: Istimewa)

IDXChannel—Simak 5 fakta lomba makan kerupuk tiap 17 Agustus. Perlombaan makan kerupuk identik dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Lomba ini kerap digelar di tingkat RT/RT, sekolah, hingga perkantoran. 

Lomba ini dapat diikuti anak-anak maupun orang dewasa. Lomba makan kerupuk dilakukan dengan menggantung kerupuk putih keriting, kemudian peserta harus memakan kerupuk hingga habis. Panitia terkadang sengaja menggoyangkan tali sebagai tantangan. 

Perlombaan ini memang seru, setidaknya sekali seumur hidup mayoritas orang Indonesia pernah mengikutinya. Meskipun tampak seru, rupanya perlombaan ini punya sejarah dan makna yang dalam bagi rakyat Indonesia. 

Merangkum beragam sumber, berikut ini adalah 5 fakta lomba makan kerupuk yang sering diadakan saat 17 Agustus. 

5 Fakta Lomba Makan Kerupuk, Makna Dalam bagi Rakyat Indonesia 

1. Kerupuk Menambah Nikmat di Kala Krisis 

Tahukan Anda? Kerupuk sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada 1930-1940 atau masa penjajahan, Indonesia mengalami krisis sehingga rakyat memakan kerupuk sebagai pelengkap makanan andalan. Kerupuk juga berharga murah, sehingga identik dengan rakyat kecil. 

Pada 1950-an, Indonesia telah merdeka dan kembali mengalami krisis. Saat itu lomba makan kerupuk mulai diadakan untuk mengingat bahwa rakyat Indonesia dulu pernah mengalami krisis sehingga mengandalkan kerupuk sebagai makanan pelengkap. 

2. Mengajarkan Rasa Syukur dan Pantang Menyerah

Dari sejarah di atas, lomba makan kerupuk pun juga menjadi pengingat agar rakyat Indonesia bersyukur akan keadaan mereka saat ini. Terutama tentang sulitnya rakyat kecil di masa penjajahan untuk mendapat makanan.

Selain itu, lomba makan kerupuk juga mengajarkan rasa pantang menyerah. Tercermin saat peserta kesulitan, tetapi masih semangat menghabiskan kerupuk tersebut meski tak boleh dibantu dengan kedua tangan.

3. Di Belanda Juga Ada 

Masyarakat Belanda juga punya perlombaan yang hampir mirip, yakni koekhappen yang artinya menggigit kue. Lomba ini biasanya dimainkan di pesta anak-anak, meskipun populer juga di acara-acara besar seperti Koningsdag atau Hari Raja. 

Sama seperti lomba makan kerupuk, dalam koekhappen orang Belanda mengikat kue atau camilan lembut dengan tali, lalu peserta lomba harus berusaha menggigit kue itu tanpa bantuan kedua tangannya. Bisa juga dilakukan dengan mata tertutup atau terbuka. 

4. Sekarang Jadi Lomba Khas 17 Agustusan

Sejak pertama kali perlombaan ini dimulai, makan kerupuk akhirnya menjadi agenda yang wajib dimasukkan dalam daftar perlombaan saat perayaan kemerdekaan selain balap karung, panjat pinang, dan tarik tambang. 

Saat 17 Agustus tiba, lomba makan kerupuk jadi salah satu yang diminati para peserta karena bisa diikuti anak-anak hingga peserta dewasa. Ukuran kerupuknya juga kini ada yang sangat besar untuk menambah keseruan acara. 

5. Mengingatkan Masa Penjajahan

Lomba makan kerupuk di hari kemerdekaan juga bisa mengingatkan masyarakat pada masa-masa sulit yang dialami nenek moyang di era penjajahan. Lomba ini bertujuan untuk mengingatkan rakyat Indonesia betapa menprihatikannya masyarakat pada saat penjajahan.

Dengan begitu, perlombaan makan kerupuk ini bisa jadi momentum yang pas untuk turut mengingat perjuangan di masa penjajahan yang kelam.

Itulah 5 fakta lomba makan kerupuk yang sering diadakan saat 17 Agustus. 


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement