Dengan adanya sensor tersebut, dalam waktu 10 menit bisa mendeteksi sejumlah virus dan mengirim pemberitahuan ke perangkat.
Perangkat sensor yang dipasang di luar masker tersebut dibekali baterai lithium yang bisa diisi ulang. Perangkat tersebut telah diuji dengan menyemprotkan patogen di dalamnya pada pengaturan dalam ruangan. Hal tersebut mensimulasikan skenario, di mana seseorang tengah berbicara atau batuk.
Seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (20/9/2022), sensor tersebut merespons cairan sekitar 70 hingga 560 kali lebih sedikit dibanding dengan jumlah yang dihasilkan ketika bersin. Kemudian, peringatan dikirimkan ke perangkat nirkabel seperti halnya ponsel.
Para penliti dari China itu mengatakan, perangkat tersebut sangat bermanfaat dipakai di ruang tertutup dengan risiko infeksi tinggi.