Kemudian Sandiaga berharap, bahwa nantinya batik karya Mojokerto bisa diminati oleh pasar internasional. Hal ini karena bisa menjadi daya tarik yang khas, bagi para wisatawan Nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman).
Sementara Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menjelaskan batik-batik yang akan ditampilkan pada Festival MojoBatik ini merupakan batik yang telah melalui proses kurasi dan pendampingan dari Kemenparekraf.
“Sejak Juli sampai dengan September 2023, selama tiga bulan tim dari Kemenparekraf memberikan pendampingan, juga kurasi atas batik dan fesyen Kota Mojokerto,” katanya.
Kemudian Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu, mengatakan ke depan Kemenparekraf akan terus melakukan pendampingan pada pengrajin batik Mojokerto terutama dalam mengolah wastra batik untuk produk turunan, seperti pakaian, topi, dan sebagainya.
“Sehingga batik punya dampak ekonomi lebih luas lagi, menjadi salah satu fesyen ready to wear. Jadi ekosistemnya berjalan, wastranya bisa digunakan oleh para desainer yang kemarin juga sudah kita berikan pelatihan desain ready to wear,” kata Yuke.
(DKH)