Iqbal Widiarko
Banyak fokus tertuju pada vertikalitas yang ditambahkan ke tim yang sebelumnya banyak menguasai bola oleh pemain sayap Nico Williams dan Lamine Yamal. Berkat mereka, Timnas Spanyol kini bisa menyerang secara langsung dan menimbulkan masalah dalam transisi, meski mereka juga masih menguasai bola dengan baik. Mereka menekan dengan tekun, memiliki keseimbangan yang bagus di sisi lapangan, memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana mereka ingin bermain.
Spanyol dianggap sebagai tim luar sebelum turnamen ini, namun optimisme yang terpancar dari kubu sejak mereka membukanya dengan kemenangan 3-0 melawan Kroasia terbukti benar. Mereka melaju ke final sebagai favorit. Spanyol mungkin menjadi tim pertama yang dimainkan Inggris yang bersedia memberi mereka ruang saat melakukan serangan balik.
Jika Inggris bisa bermain menekan ketika mereka merebut bola, mereka bisa menciptakan peluang, meski mereka harus lebih siap mengejar ketertinggalan dibandingkan sejauh ini. Spanyol bermain dengan garis pertahanan tertinggi di turnamen ini.
Ketidakmampuan Inggris untuk mempertahankan penguasaan bola telah menjadi kebiasaan kegagalan turnamen. Meskipun Spanyol lebih bermain langsung di bawah De la Fuente, mereka tetap unggul dalam hal itu dengan Rodri yang ahli dalam mendikte permainan. Sehingga pertarungan di lini tengah akan menjadi sangat penting.
Jika Inggris bisa menguasai permainan, beragam talenta menyerang mereka bisa mengeksploitasi pertahanan Spanyol yang tampak rentan, terutama di bek tengah. Tapi Dani Olmo, Rodri, dan Yamal pada tingkat lebih tinggi, termasuk Williams yang menjadi kunci serangan. Banyak orang yang memprediksi La Furia Roja akan memenangkan pertandingan dan menjuarai Euro edisi kali ini dengan skor 3-2.
