Prof Ari menerangakn, salah satu obat utama yang dipercaya dapat menangani badai sitokin pasca-Covid-19 ialah Tocilizumab. Namun, ia menyayangkan bahwa stok obat ini masih kurang di Indonesia dan juga di tingkat global. "Padahal obat ini efektif menghambat dan menangani sindrom badai sitokin," terangnya.
Tocilizumab sendiri merupakan antibodi monoklonal & antagonis reseptor IL-6 untuk menghambat IL-6, sehingga kondisi pasien yang mengalami badai sitokin tidak bertambah buruk dan membaik.
Prof Ari menambahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah merekomendasikan obat ini untuk kasus berat dan kritis. "Sebab, obat ini dapat mengurangi kematian dan menekan penggunaan ventilator pada kelompok pasien tersebut," katanya. (TYO)