sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga BBM Naik, Inflasi Diprediksi Meroket ke 7,5 Persen

Foto editor Arif Julianto
03/09/2022 20:32 WIB
Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hari ini. Keputusan ini bakal mendorong inflasi tembus 7,5 persen hingga akhir tahun.
Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022).
Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022).
Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022).

IDXChannel - Petugas mengganti papan harga BBM di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). 

Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hari ini. Keputusan ini bakal mendorong inflasi tembus 7,5 persen hingga akhir tahun.

Seperti diketahui, harga BBM bersubsidi jenis Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, sementara harga Solar subsidi menjadi Rp6.800 per liter dari sebelumnya Rp5.150 per liter.

Selain itu, harga BBM jenis Pertamax juga mengalami kenaikan harga menjadi Rp14.500 per liter dari sebelumnya Rp12.500 per liter.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan harga BBM subsidi dilakukan diwaktu yang tidak tepat, terutama untuk jenis Pertalite. Bhima menilai bahwa, masyarakat belum siap menghadapi kenaikan harga tersebut, sehingga dapat menimbulkan ancaman stagflasi, yakni naiknya inflasi yang signifikan, yang tidak dibarengi dengan kesempatan kerja.

“Untuk inflasi pangan diperkirakan akan kembali menyentuh dobel digit atau diatas 10 persen per tahun pada September ini. Sementara inflasi umum diperkirakan menembus di level 7 persen hingga 7,5 persen hingga akhir tahun,” kata Bhima saat dihubungi MPI, Sabtu (3/9/20022).

Advertisement
Advertisement