M.Ilham ChatamyIDX Channel - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menilai, rencana untuk meningkatkan impor energi yaitu minyak dan gas bumi dari Amerika Serikat tidak akan membebani kuota impor migas nasional, dan juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab, upaya peningkatan impor migas tersebut merupakan bagian dari strategi Pemerintah dalam proses negosiasi kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat untuk Indonesia, di mana tarif impor Indonesia naik menjadi 32%.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia seperti dikutip media mengatakan, mekanisme peningkatan impor migas yang dilakukan berupa pengalihan atau switching dari negara importir lain ke Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia juga tidak memiliki perjanjian yang mengikat dengan negara-negara mitra dagang lainnya.
Saat ini, Indonesia mengimpor liquefied petroleum gas (LPG) sebanyak 54% dari Amerika Serikat. Untuk itu, Pemerintah menargetkan untuk meningkatkan persentase tersebut menjadi sekitar 80% hingga 85%. Sedangkan impor minyak mentah atau crude oil akan ditingkatkan menjadi lebih dari 40%.
