Dalam berbagai wawancara, Datok Tahir mengungkapkan bahwa cita-citanya kandas setelah sang ayah jatuh sakit dan tidak bisa membiayai kehidupan keluarganya saat itu. Hal itu menjadikan Dato Sri Tahir harus fokus untuk melanjutkan usaha sang ayah dan tidak melanjutkan pendidikan kuliahnya.
Saat usia Datok Tahir ke-20 tahun, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura, dan ia juga memanfaatkan waktunya untuk berjualan barang yang dia beli di sana untuk dijual kembali di Surabaya.
Usai lulus kuliah di Singapura, Datok Tahir memulai bisnis garmen dengan ketekunan dan pada akhirnya bisnis tersebut membuahkan hasil. Dengan modal nekat, Dato Sri Tahir membangun Mayapada Group pada 1986 dan merambah ke berbagai bisnis lainnya seperti dealer mobil, perbankan, hingga kesehatan. (SNP)