Kentang itu, sebelum dimasukkan ke air mendidih, strukturnya sangat kokoh dan keras. Namun begitu direndam dalam air mendidih, kentang berubah menjadi lembek. Sedangkan telur, kulit luarnya keras, namun bagian dalamnya lembut (cair). Namun saat direbus, bagian dalam itu perlahan ikut mengeras.
Sementara kopi, kata ayahnya, menunjukkan reaksi yang paling unik. Saat direndam di air mendidih, kopi malah mengeluarkan aroma yang harum, mengubah warna air, dan rasanya jadi sedap. Kopi menciptakan hal yang baru begitu direbus air mendidih.
Lalu sang ayah bertanya pada anaknya. “Kamu yang mana ketika kamu dihadapkan pada kesulitan-kesulitan hidup? Apakah kamu kentang (yang jadi lembek), telur (hatinya mengeras), atau kopi (menciptakan sesuatu yang baru, menciptakan aroma enak)?”
Makna dari cerita ini adalah, sama seperti kentang, telur, dan kopi yang direbus bersamaan itu, tiap individu pun menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Hal terpenting saat terjadi masalah, adalah bagaimana cara individu menyikapi dan menerimanya.
Tiap orang akan mengalami masalah yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Alih-alih menjadi seseorang yang lembek dan lemah, atau berubah menjadi seseorang dengan hati yang keras, ia mesti berusaha dan belajar memaknai segalanya sebagai pelajaran hidup yang berharga.