Yohanes terlahir pada 8 Februari 1985, sejak lulus SMA Yohanes sudah bertekad untuk menggali ilmu di jurusan yang berkaitan seni, bidang ilmu yang dia sukai. Sejak kuliah, Yohanes sudah bermimpi untuk mendirikan studio atau perusahaan desain digital.
Dia datang dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Sang ayah memang memiliki bisnis, yakni toko onderdil otomotif, tetapi kondisi finansial keluarganya terbilang serba pas-pasan. Cukup untuk hidup, namun tidak untuk memenuhi gaya hidup.
Yohanes sendiri tidak memiliki handphone di saat teman sebayanya sudah memiliki handphone sendiri. Begitu juga dengan laptop, saat kuliah pun Yohanes tidak punya laptop, padahal jurusan studinya sangat memerlukan perangkat komputer.
Ibunya sempat menawarkan untuk menjual perhiasan agar Yohanes bisa membeli laptop. Namun ditolak, Yohanes bertekad untuk membeli sendiri. Uang dia kumpulkan, didapatkannya dengan mencari proyek-proyek desain.
Saat kuliah, Yohanes terbiasa menerima proyek desain. Namun saat dia lulus, Yohanes justru sepi proyek, sementara teman-temannya sudah mulai bekerja. Dia bahkan sempat putus asa dan berencana untuk meninggalkan mimpinya sebagai desainer grafis.