IDXChannel –Sosok pemilik Gudang Garam (GGRM) tengah menjadi sorotan usai salah satu pabriknya di Kediri kebakaran pada Senin (7/11) malam hingga Selasa (8/11) pagi.
Pabrik yang berada di Jalan Mataram, Kediri tersebut dilalap si jago merah dan berhasil dipadamkan pada Selasa pagi. Berdasarkan keterangan pihak Gudang Garam, pabrik yang terbakar tersebut merupakan gudang penyimpanan barang non produksi atau penunjang. Dengan demikian, kebakaran ini tidak berdampak pada aktivitas operasional produksi pabrik.
Lalu, siapa sebenarnya sosok pemilik Gudang Garam (GGRM)? IDXChannel merangkum informasi lengkapnya sebagai berikut.
Sosok Pemilik Gudang Garam (GGRM)
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh Susilo Wonowidjojo. Pada mulanya, bisnis rokok ini dibangun oleh ayah Susilo yang bernama Surya Wonowidjojo pada tahun 1958 saat Susilo berusia 3 tahun.
Surya mengawali bisnis Gudang Garam dengan memproduksi produk kretek seperti Sigaret Kretek Linting-Mesin (SKM), Sigaret Kretek Klobot (SKL), dan Sigaret Kretek Linting-Tangan (SKT).
Setelah Surya Wonowidjojo meninggal pada tahun 1985 di usia 62 tahun, kepemimpinan Gudang Garam pun beralih ke anak pertamanya yakni Rachman Halim Wonowidjojo. Halim sempat memimpin perusahaan kretek ini selama beberapa dekade hingga ia tutup usia pada 27 Juli 2008.
Setelah kakaknya meninggal, Gudang Garam pun diwariskan kepada Susilo Wonowidjojo hingga saat ini. Di bawah kepemimpinan anak ketiga Surya Wonowidjojo, Gudang Garam berhasil tumbuh dan berkembang pesat dan menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.
Gudang Garam pun terus melakukan perluasan area pabrik. Pada tahun 2013, Gudang Garam berhasil memperluas area pabriknya yang semula hanya 1.000 meter persegi menjadi 208 hektare.
Kekayaan Pemilik Gudang Garam (GGRM)
Keberhasilannya dalam mengelola perusahaan keluarga membuat Susilo Wonowidjojo berhasil masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan data Forbes, Susilo menempati posisi ke-7 orang terkaya di Indonesia di bawah Chairul Tanjung dan di atas Boenjamin Setiawan.