Ratih Ika Wijayanti
Ketika SMA, HM Fitno berjualan bumbu untuk menambah uang jajannya. Ia tidak pernah merasa malu untuk melakoni pekerjaan tersebut. Kemudian, setelah lulus SMA, HM Fitno pun memutuskan merantau ke Jakarta dengan bekal Rp50 ribu.
Di Jakarta, Fitno pun gigih mencari pekerjaan. Ia mengikuti ratusan kali walk in interview dan ratusan kali juga ia harus menerima penolakan. Hingga akhirnya, ia berhasil diterima sebagai seorang telemarketing di sebuah perusahaan dengan gaji Rp600 ribu per bulan. Namun, setelah bekerja selama dua bulan, HM Fitno pun memutuskan untuk mengundurkan diri.
Tak hanya berjuang di Tanah Air, Fitno juga sempat memberanikan diri untuk mencoba peruntungannya di Turki selama dua tahun. Ia bekerja sebagai tenaga ahli komunikasi di sebuah perusahaan penyedia telekomunikasi bernama Turkcell. Setelah dua tahun dirasa cukup untuk membuatnya belajar mengenai banyak hal, HM Fitno pun kembali ke Indonesia.
Berbekal ilmu dan pengalamannya selama di Turki, Fitno pun mendirikan sebuah perusahaan penyedia hosting netral pada cakupan indoor telekomunikasi di Indonesia yang diberi nama PT MAC Sarana Djaya. Usaha ini pun berhasil membuatnya mendulang pundi-pundi rupiah.
Usahanya cukup beragam, mulai dari hotel yakni F Hotel Jakarta, e-commerce fesyen muslim bernama Ebaba, bidang kuliner seperti BANG! Martabak dan Restoran Kampoeng Bangka. Tak hanya itu, HM Fitno pun menjalankan usaha di bidang properti yang dinamai Villa Padi Jagakarsa dan masih ada beberapa usaha lainya. Tak heran, jika ia sering disebut sebagai pabrik uang karena pendapatannya dari beberapa sumber tersebut.
