Mereka memberi nama bayinya itu dengan nama Xiao Jingjing. Lalu, walaupun perekonomian mereka bermasalah, Xiao Jingjing hidup dengan kasih dan cinta dari orangtuanya dan mereka selalu memberikan yang terbaik untuk putrinya.
Pada 2001 Xiao Jingjing merasakan kesedihan yang dalam, Qi Chunlan ibu angkat Xiao Jingjing, meninggal dunia. Xiao Jingjing merasa sangat kehilangan, karena ibunya tidak diberi kesempatan untuk bisa melihat dirinya sukses. Saat sekarat ibunya bahkan sempat menceritakan tentang asal usul Xiao Jingjing.
Pendidikan Xiao Jingjing berjalan mulus, pada 2005 dia diterima di Universitas Huazhong dengan nilai tinggi dan pada 2011 setelah ia lulus, ia diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan doktoral di Kanada.
Saat itulah Xiao Jingjing tau keberadaan orangtua kandungnya, dan ternyata mereka tinggal di lingkungan yang sama. Orang tua kandung yang tau putrinya sukses, ingin mendapatkan Xiao Jingjing lagi.
Bahkan mereka menawarkan uang senilai Rp1 miliar untuk ayah angkatnya. Namun, Xiao Jingjing tidak merasakan hubungan orang tua dan anak pada orang tua kandungnya. Dia merasa kalau orang tuanya adalah orang tua angkatnya yang selalu ada di sisinya.