Honor yang diterima Subaidi kurang dari 100% dari jumlah yang disepakati semula. Terlalu banyak drama yang diambil dari hak anak laki-laki yang tidak dikenal. Tapi Subaidi sabar. Dia melanjutkan profesinya sebagai master builder selama beberapa tahun ke depan. Lagi pula, bekerja sebagai kontraktor tidak membuat Subaidi "mati". Karena dia kehabisan ide.
Nekat Merantau ke Malaysia
Pada usia 17 tahun, Subaidi memulai jasa renovasi rumah atau kontraktor di Malaysia dan telah memasang spanduk di banyak tempat di Selangor. Motivasi Subaidi sederhana.Dia ingin menjadi kaya.
Jangan mengira Subaidi begitu hebat di negara lain hanya karena memiliki fasilitas yang cukup. Subaidi harus berjuang keras hanya untuk masuk ke Malaysia, belum lagi fasilitasnya.
Dia datang ke Malaysia secara ilegal. Saat mereka mulai mendarat di daratan tetangga, Subaidi dan rombongan lainnya dikejar oleh polisi setempat dan tersesat jauh di dalam hutan. Selama berhari-hari Subaidi minum air limbah dan makan singkong mentah di hutan sampai dia diselamatkan oleh seseorang yang sekarang dia anggap saudara dekatnya.
Di Malaysia, selain bisnis kontrak, Subaidi telah mencoba berbisnis hampir 47 kali, semuanya gagal. Mulai dari mengimpor barang, hingga kontraktor, diakhiri dengan MLM.