Menariknya, Ardan memiliki latar belakangan pendidikan manajemen. Dia bukan berasal dari keluarga petani, bahkan tidak ada satu pun anggota keluarganya yang bekerja sebagai petani.
Sebagai satu-satunya anak di keluarganya yang melanjutkan pendidikan ke universitas, usaha Ardan membangun green house hidroponik ini sempat disangsikan oleh anggota keluarganya. Tak sedikit yang menyayangkan gelarnya sebagai sarjana.
Ardan memilih hidroponik karena menilai metode penanamannya cenderung lebih bersih dibanding pertanian konvensional. Selain itu, hidroponik memungkinkannya untuk bercocok tanam di lahan yang terbatas.
“Waktu itu saya bangun green house masih dengan bambu, karena budgetnya minamalis. Modelnya juga masih neko-neko, masih tidak jelas,” lanjut Ardan.
Namun pada akhirnya usaha green house ini dapat berkembang seiring waktu berjalan, apalagi permintaan terus masuk, baik untuk penjualan sayur maupun pembuatan green house dan instalasi hidroponik.