Selain melukis barang pecah belah bekas, Diah juga menggunakan teknik decoupage. Yakni seni menghias objek dengan menempelkan kertas tisu. Kerajinan ini sudah populer secara internasional, terutama di Eropa.
Awal mula berbisnis dan menjual hasil kerajinannya, Diah berprinsip ‘jika laku terjual Alhamdulillah, jika tidak laku pun bakal jadi koleksi pribadi.’ Namun lambat laun, orang-orang mulai tertarik pada hasil kerajinannya.
Bisnisnya lambat laun berkembang dan makin dikenal luas. Produk kerajinannya mulai dilirik oleh pemerintah daerah setempat. Melansir Dinas Koperasi, Industri, dan Perdagangan Malang (31/7), usahanya mulai mendapatkan bantuan dan bimbingan dari pemda setempat.
Dia mendapatkan akses pasar yang cukup luas dari ajang pameran di berbagai daerah yang diikutinya. Diah bahkan berkesempatan untuk mengikuti pameran di luar negeri, oleh sebab itu dia pun pernah mengirimkan hasil karyanya ke luar negeri.
Bahkan pada musim lebaran 2018 pun, Diah masih kebanjiran menangani pesanan toples kaca dari konsumennya. Padahal usahanya saat itu sudah berjalan 10 tahun lebih. Berkat kegigihannya pula, Diah mampu membuka galeri offline bernama Lita Art Gallery.