Noviyanti R/Magang
Iwan juga bercerita semasa sekolah SMA-nya ia harus membiayai kebutuhannya sendiri, karena perusahaan sang ayah yang bangkrut. Keluarganya sempat dilanda krisis keuangan saat itu. Sampai-sampai, untuk beli telur saja, ibunya harus mencari uang di kolong kasur, berharap ada uang tak sengaja terjatuh di situ.
Menjadi operator warnet merupakan kegiatan sehari-harinya setelah pulang sekolah untuk bisa mendapatkan penghasilan agar tidak menambah beban orangtuanya.
Setelah lulus SMA, karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah Iwan memutuskan untuk bekerja di bengkel milik saudaranya namun Iwan mengaku tidak nyaman bekerja di sana walaupun gajinya lebih besar dibandingkan menjadi operator warnet. Akhirnya setelah bekerja selama enam bulan Iwan memutuskan untuk keluar.
Setelah keluar dari bengkel, Iwan ditawarkan kerja di salah satu perusahaan besi tua milik rekan ayahnya, Iwan mengaku di perusahaan tersebut ia banyak belajar mengenai bisnis, Iwan juga bertahan cukup lama yaitu hampir lima tahun dan ia juga memutuskan sembari kuliah karena gelar S1 sangat diperlukan untuk kenaikan jabatan.
Singkat cerita, Iwan berhenti dari pekerjaannya di perusahaan besi tua itu dan memberanikan diri membuka bisnis bubble tea, dari usaha tersebut ia berhasil mengumpulkan modal Rp200 Juta sampai dengan januari 2017.
