Penyebabnya, biaya operasional yang tinggi. Menyadari kelemahannya, Via beralih menjadi reseller produk hijab yang dijual orang lain. Hasil dari bisnis reseller itu dia kumpulkan untuk memulai lagi produksi hijab untuk kedua kalinya.
Kali ini upayanya berhasil, Via menggunakan jasa konveksi untuk produksi hijab alih-alih merekrut penjahit sendiri. Selain biaya produksi yang bisa membengkak, produksi melalui konveksi diakuinya dapat membantunya menjaga mutu produksi.
Kini dengan Berhijab, dia mampu mencatatkan penjualan hingga ribuan potong hijab dalam satu bulan, jumlahnya bisa mencapai 1.000-2.000 potong. Bahkan saat momentum lebaran, tokonya bisa mencatatkan penjualan berkali-kali lipat.
Dari bisnisnya itu, Via berhasil mendapatkan Rp100 juta pertamanya di usia 20 tahun. Membeli mobil dan motor secara tunai, juga melanjutkan pendidikannya dengan biaya sendiri. Kesuksesannya ini pernah diangkat oleh kanal YouTube Naik Kelas.
Itulah kisah sukses pengusaha hijab online yang menginspirasi.
(Nadya Kurnia)