Saat ini populasi ayamnya berjumlah 1.500-an, Sapta juga memiliki cabang peternakan di beberapa lokasi lain. Total hasil produksi dari seluruh peternakannya mencapai 6.000 ekor per bulan. Kini dia juga menetaskan DOC (days old chick).
DOC tersebut kemudian dia besarkan untuk dijual. Pemberian pakannya sebanyak tiga kali, yakni pagi, siang, dan malam. Sapta tidak hanya menjual ayam untuk dipotong, dia juga merawat ayam-ayam yang dibeli sebagai ayam hias.
“Saya pernah jual ayam ini ke seorang tentara dengan harga Rp1 juta. Ternyata ayam kampung bisa juga menjadi ayam hias, tidak semuanya dikonsumsi,” tambahnya.
Saat ini, peternakannya melayani penjualan DOC, penjualan daging, pembesaran ayam, dan penjualan calon indukan untuk peternak lain. Dia juga memasarkan daging ayam ke restoran-restoran sekitar.
Satu boks berisi 102 ekor dijual seharga Rp750.000/boks, daging ayam Rp45.000 per 8 ons, calon indukan Rp90.000 sampai Rp150.000 untuk usia 5-8 bulan.
Itulah kisah sukses peternak ayam kampung yang dulunya pekerja kantoran.
(Nadya Kurnia)