Sang ibu membeli bemo dari Departemen Perindustrian dan menyerahkannya kepada kedua putranya untuk narik di rute Harmoni-Kota.
Sosok di Balik Bluebird: Dua Mobil Hadiah
Keluarga Djokosoetono mendapat hadiah dari PTIK dan AHM berupa dua mobil sedan, Opel dan Mercedes. Tak lama setelah sang suami berpulang, Mutiara mengusulkan ide kepada anak-anaknya—Purnomo, Chandra, dan Mintarsih—agar mobil dijadikan taksi.
Purnomo dan Chandra menerapkan konsep pemesanan via telepon, keduanya juga ikut menyetir mobil mengantarkan penumpang. Awal mula beroperasi, taksi yang dinamai Chandra Taksi itu belum disertai izin.
Perlu diingat, pada masa itu, taksi tak berizin cukup marak karena tak banyak penduduk Jakarta menggunakan mobil pribadi untuk berpergian.
Sosok di Balik Bluebird: Dimulai dengan Holden Torana
Awal mula resmi beroperasi, armada Bluebird hanya 25 mobil Holden Torana. Namun demikian, saat itu Bluebird adalah taksi pertama di Indonesia yang menggunakan sistem tarif argometer. Taksi juga dilengkapi dengan radio dengan dukungan sistem operator terpusat.