IDXChannel—Apa bisnis SGRO? PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tercatat sebagai emiten barang konsumen primer di bursa efek, perusahaan ini mengelola perkebunan sawit dan tanaman non-sawit lainnya.
Melansir laman resmi Sampoerna Agro (20/11/2025), perusahaan ini didirikan pada 1993 dengan nama PT Selapan Jaya, dan baru berganti dengan nama terkininya pada 2007. Saat ini produk utama yang dihasilkan SGRO adalah minyak sawit dan inti sawit.
Sampai dengan 2024, sekitar 90 persen dari pendapatan perusahaan dikontribusi oleh minyak sawit dan inti sawit. Perkebunan sawit milik SGRO berada di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.
Selain itu, perseroan juga memproduksi benih sawitnya sendiri di fasilitas penelitian dan pengembangan agronomi serta pembibitan (seed garden) seluas 540 hektare dan lahan pengembangan genetik generasi kedua seluas 632 hektare di Sumatera Selatan.
Benih sawit yang diproduksi SGRO diperdagangkan dengan merek DxP Sriwijaya, memiliki karakteristik: produktivitas dan kandungan minyak superior, perlambatan tinggi pokok, dan potensi hasil yang lebih baik.
Selain produk sawit, Sampoerna Agro juga memiliki perkebunan sagu dan karet, serta menghasilkan produk turunannya masing-masing. Pada segmen sagu, SGRO menghasilkan pati sagu dengan merek Prima Starch.
Pati sagu adalah bahan dasar pembuatan bihun, MSG, olahan pati lainnya, sorbitol, dan dapat digunakaan untuk industri non-pangan. Pati sagu yang dihasilkan SGRO diekspor ke Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.
Perusahaan ini memiliki perkebunan sagu seluas 12.781 hektare di Riau, relatif kecil dibanding total luasan perkebunan sawit SGRO yang mencapai 129.000 hektare lebih, yang terdiri dari kebun inti dan kebun plasma.
SGRO juga memiliki delapan pabrik kepala sawit, lima di antaranya berada di Sumatera dan sisanya berada di Kalimantan. Adapun total kapasitas pengolahannya mencapai 510 ton tandan buah segar per jam.