sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Arab Saudi Kerek Harga Jual, Minyak Naik di Awal Pekan

Market news editor Maulina Ulfa
06/05/2024 09:55 WIB
Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent menguat tipis pada perdagangan awal pekan, Senin (6/5/2024).
Arab Saudi Kerek Harga Jual, Minyak Naik di Awal Pekan. (Foto: Freepik)
Arab Saudi Kerek Harga Jual, Minyak Naik di Awal Pekan. (Foto: Freepik)

Pekan lalu, kedua kontrak berjangka tersebut membukukan penurunan mingguan tertajam dalam tiga bulan karena investor mempertimbangkan lemahnya data pekerjaan AS dan penurunan suku bunga The Fed.

Harga minyak telah mencatat penurunan mingguan terbesar dalam tiga bulan terakhir yang disebabkan oleh tantangan indikator ekonomi dan meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan.

Minyak mentah berjangka WTI dan Brent terus turun terbebani reaksi investor terhadap data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan dan menurunnya kenaikan upah tahunan.

Selain itu, pasar juga bereaksi meningkatkan spekulasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) dapat menerapkan kebijakan penurunan suku bunga pertamanya tahun ini pada September.

Kekhawatiran meningkat terhadap tingginya suku bunga yang berkepanjangan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, setelah The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada awal pekan ini. Pasar juga menyoroti tingginya angka inflasi AS yang dapat menunda penurunan suku bunga.

Suku bunga yang lebih tinggi biasanya membebani perekonomian dan dapat mengurangi permintaan minyak.

Premi risiko geopolitik pada harga minyak juga telah mereda seiring dengan sedang berlangsungnya pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza.

Namun, prospek kesepakatan tampaknya berpotensi buntu di akhir pekan kemarin ketika Hamas menegaskan kembali tuntutannya untuk mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan sandera. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas mengesampingkan hal tersebut.

Dari sisi permintaan, dua pekan sebelumnya, persediaan minyak mentah AS mencatat kenaikan yang tidak terduga, dengan American Petroleum Institute (API) melaporkan peningkatan sebesar 4,91 juta barel, sangat kontras dengan antisipasi penurunan sebesar 1,1 juta barel.

Peningkatan ini terjadi setelah laporan produksi minyak mentah AS melonjak menjadi 13,15 juta barel per hari pada Februari, naik dari 12,58 juta barel pada Januari, yang menunjukkan bahwa pasokan melebihi permintaan.

Badan Energi AS (EIA) juga telah memberikan perkiraan awal bahwa permintaan bensin AS turun 4,4 persen secara tahunan (yoy) pada April dan menjadi tanda negatif bagi kenaikan harga minyak yang telah memicu pergerakan cepat dana spekulatif ke arah short side pasar. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement