sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Banyak Agenda Ekonomi AS, IHSG Dan Rupiah Diproyeksi Melemah Pekan Ini

Market news editor Wahyudi Aulia Siregar
10/06/2024 10:29 WIB
IHSG dan Rupiah pada pekan ini diproyeksi mengalami tekanan dengan banyaknya agenda ekonomi dari Amerika Serikat (AS).
Banyak Agenda Ekonomi AS, IHSG Dan Rupiah Diproyeksi Melemah Pekan Ini. (Foto: MNC Media)
Banyak Agenda Ekonomi AS, IHSG Dan Rupiah Diproyeksi Melemah Pekan Ini. (Foto: MNC Media)

Data ketenagakerjaan Amerika Serikat AS (NFP / Non Farm Payroll) di akhir pekan kemarin, kata Gunawan, kian membuktikan ekonomi AS masih cukup kuat. Sehingga memudarkan ekspektasi penurunan bunga acuan.

"Sementara di pekan ini, fokus perhatian pasar akan tertuju pada rilis data inflasi inti maupun inflasi secara umum di AS. Sejauh ini inflasi inti diproyeksikan akan lebih melandai di bulan Mei (3,5%), dan akan relatif stabil untuk inflasi umum yang diproyeksikan 3,4%," kata Gunawan. 

Selanjutnya, ada kebijakan penetapan bunga acuan oleh Bank Sentral AS beserta pidato terkait dengan kondisi ekonomi oleh The FED. Selain itu, ada banyak agenda ekonomi lainnya. 

"Namun, saya mengkhawatirkan bahwa dengan rilis data ekonomi AS yang sebelumnya menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, maka proyeksi pemangkasan suku bunga akan kembali berubah," pungkasnya.

Lebih lanjut, Gunawan menerangkan, spekulasi akan mengarah kepada kemungkinan pemangkasan bunga acuan pada September 2024 atau bahkan tidak mengalami penurunan bunga acuan di tahun ini. 

"Mata uang Rupiah yang berpeluang untuk mengalami kerugian terlebih dahulu. Pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah indikator dari ekonomi AS  menunjukkan adanya kenaikan pada imbal hasil US Treasury dan USD Index," tukasnya. 

Sementara itu, harga emas dunia pada perdagangan pagi ini juga melemah di level USD 2.294 per ons troy. Pada dasarnya emas memiliki kesempatan untuk setidaknya bertahan di level yang sama.

"Seiring dengan kian memanasnya tensi geopolitik dunia, di mana ada potensi eskalasi perang meluas. Namun, pasar akan mencermati kebijakan dari Bank Sentral AS sebelum memutuskan kebijakan investasi selanjutnya," tandasnya. 

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement