Adapun seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan saham akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan.
Dengan rincian, sebanyak 52 miliar untuk pembelian persediaan dan pembayaran beberapa kewajiban lancar dan Rp28 miliar sebagai biaya operasional efisiensi karyawan.
Rencana PMTHMETD ini akan dimintai persetujuan pemegang saham rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 16 Mei 2025, dan akan dilaksanakan paling lambat 20 Juni 2025.
Sebelumnya, PT Gelael Pratama milik keluarga Gelael dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) milik Anthoni Salim berencana menyuntik PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sebesar Rp80 miliar lewat skema private placement karena kekurangan modal kerja.
Per 31 Desember 2024, modal kerja bersih perseroan minus Rp1,67 miliar dengan liabilitas jangka pendek mencapai Rp2,29 triliun.