sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BMTR Raup Pendapatan Rp10 Triliun di 2024, Ini Kontributornya

Market news editor Iqbal Dwi Purnama
30/06/2025 20:44 WIB
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) membukukan pendapatan sebesar Rp10,06 triliun pada 2024, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) membukukan pendapatan sebesar Rp10,06 triliun pada 2024, relatif stabil dibandingkan 2023. (Foto: iNews Media/Aziz Indra)
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) membukukan pendapatan sebesar Rp10,06 triliun pada 2024, relatif stabil dibandingkan 2023. (Foto: iNews Media/Aziz Indra)

IDXChannel - PT Global Mediacom Tbk (BMTR) membukukan pendapatan sebesar Rp10,06 triliun pada 2024, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi iklan yang masuk yakni 71 persen program reguler dan 29 program spesial.

Direktur Utama Global Mediacom, Hary Tanoesoedibjo (HT) menjelaskan mayoritas pendapatan perseroan masih mengandalkan program reguler. Situasi ini membuat pendapatan BMTR relatif stabil dari waktu ke waktu di tengah situasi persaingan yang ketat untuk mendapatkan iklan

"Saya hanya ingin menegaskan bahwa ini adalah situasi yang sehat, meskipun dalam kondisi consumer business di Indonesia itu menurun," ujarnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BMTR di Jakarta, Senin (30/6/2025).

HT menambahkan pendapatan dari sektor iklan digital dan nondigital mencapai Rp5,83 triliun, terkoreksi 12 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp6,63 triliun. Namun, penurunan ini dikompensasi dari sektor-sektor lain.

Pendapatan dari konten dan IP misalnya, mencapai Rp1,87 triliun atau meningkat 47 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp1,27 triliun. Kemudian pendapatan dari langganan (subscription) mencapai Rp714 miliar, naik 44 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp498 miliar. 

Kemudian pendapatan dari segmen TV berbayar dan broadband (Pay TV) pada 2024 Rp1,6 triliun, turun sekitar 18 persen secara tahuan. Pendapatan lainnya juga ikut berkontribusi sebesar Rp313 miliar.

Terkait dinamika pendapatan BMTR, HT menilai, segmen Pay TV mulai tergerus di wilayah perkotaan. Hal ini membuat perseroan mengambil strategi memperkuat ekspansi ke kabupaten/kota tier 2.

"Strategi itu cukup berhasil dan saat ini di Pay TV memiliki 14,4 juta subscriber (pelangggan). Kalau dikalikan 4 orang (total anggota keluarga), maka ada sekitar 56-60 juta orang terekspose," ujarnya.

"Jadi memang sekarang market -nya terbelah, kalau di perkotaan itu banyak yang menggunakan broadband atau fiber optics, karena di situ ada internet, ada konten. Kalau Pay TV (pakai) satelit kan, tidak menggunakan internet, maka kita masuk ke secondary market," kata HT.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Global Mediacom, Ruby Panjaitan menambahkan pada 2024, perseroan berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp4,03 triliun. Sedangkan laba bersih mencapai Rp537,39 miliar.

Dalam RUPST tersebut, Ruby mengatakan, perseroan menetapkan Rp1 miliar dari laba bersih sebagai dana cadangan. Sedangkan sisanya untuk digunakan sebagai laba ditahan dan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan guna mendukung rencana pengembangan usaha, khususnya dalam segmen digital yang membutuhkan investasi baik dari sisi teknologi, konten, hingga sumber daya manusia (SDM).

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement