sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BNI (BBNI) Siapkan Jurus Jitu Antisipasi Tekanan Geopolitik dan Ekonomi Global

Market news editor Anggie Ariesta
29/04/2024 19:28 WIB
BNI (BBNI) telah menyiapkan jurus jitu dalam mengantisipasi perkembangan geopolitik dan gejolak ekonomi dunia.
BNI (BBNI) Siapkan Jurus Jitu Antisipasi Tekanan Geopolitik dan Ekonomi Global. (Foto: Dok. BNI )
BNI (BBNI) Siapkan Jurus Jitu Antisipasi Tekanan Geopolitik dan Ekonomi Global. (Foto: Dok. BNI )

IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah menyiapkan jurus jitu dalam mengantisipasi perkembangan geopolitik dan gejolak ekonomi dunia yang berpengaruh pada nilai tukar rupiah, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perseroan senantiasa menganalisis semua perkembangan secara cermat guna dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat.

"Dengan optimisme terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia yang tetap sehat dan stabil, BNI yakin bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan akan terus mendukung pertumbuhan bisnis BNI secara berkelanjutan," kata Royke dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal I BNI, Senin (29/4/2024).

Royke menjelaskan, BNI telah melakukan langkah–langkah prudent dan strategis dalam mengelola kondisi likuiditas terutama pendanaan valas melalui penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan kebijakan pricing yang efisien. 

Selain melalui sumber DPK, BNI memanfaatkan positioning yang kuat di pasar Internasional untuk memperoleh alternatif pendanaan lain yang lebih luas.

BNI baru-baru ini menerbitkan obligasi global senilai USD500 juta atau sekitar Rp7,95 triliun pada tanggal 5 April 2024. Penerbitan Obligasi Global dengan tenor 5 tahun ini mendapat respon positif dari investor global, ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,4 kali dari rencana nilai yang diterbitkan. 

Tingginya kepercayaan investor global membuat BNI mampu menekan yield obligasi hanya di kisaran 5,3% ketika bookbuilding dilakukan.

Penerbitan obligasi global tersebut dilakukan sebelum terjadi fluktuasi nilai tukar USD terhadap rupiah, sehingga BNI memperoleh harga yang optimal. 

"Langkah ini bertujuan untuk mengelola risiko fluktuasi nilai tukar serta mengunci sebagian kebutuhan dana valas BNI," ujar Royke.

Sebagai langkah strategis ke depan, BNI akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kebutuhan kredit berbasis valas dan terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah, sambil terus menjaga kualitas portofolio kredit valas.

"Selain itu, BNI juga menerapkan manajemen risiko yang ketat dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia mulai dari pergerakan nilai tukar hingga suku bunga ke depan," ujarnya.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement