sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Cenderung Menguat, Nikkei Jepang Cetak Rekor

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
07/10/2025 10:07 WIB
Bursa saham Asia meningkat pada Selasa (7/10/2025) di tengah rekor di Nikkei Jepang dan Wall Street.
Bursa Asia Cenderung Menguat, Nikkei Jepang Cetak Rekor. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Cenderung Menguat, Nikkei Jepang Cetak Rekor. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia meningkat pada Selasa (7/10/2025) di tengah rekor di Nikkei Jepang dan Wall Street.

Indeks Nikkei Jepang mencetak rekor tertinggi pada Selasa, didorong reli saham terkait chip yang mengikuti penguatan saham teknologi di Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 09.55 WIB, Nikkei naik 0,90 persen ke posisi 48.349, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi 48.527,33 di awal sesi. Indeks Topix yang lebih luas meningkat 0,28 persen.

Nikkei menguat untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin dan untuk pertama kalinya menembus level 48.000, setelah Sanae Takaichi hampir dipastikan menjadi perdana menteri berikutnya. Pasar bertaruh pada kemungkinan kembalinya kebijakan belanja besar-besaran dan pelonggaran moneter.

“Investor masih melanjutkan aksi beli dengan harapan pada kebijakan Takaichi, tetapi pasar tidak sekuat sesi sebelumnya,” ujar Kepala Strategi Daiwa Securities Yugo Tsuboi, dikutip Reuters. “Kenaikan saham juga tidak merata, dengan setengah saham justru turun.”

Shanghai Composite juga mendaki 0,52 persen, KOSPI Korea Selatan terkerek 1,70 persen, dan STI Singapura mendaki 0,87 persen.

Berbeda, Hang Seng Hong Kong melemah 0,67 persen dan ASX 200 Australia turun 0,28 persen.

Wall Street Cetak Rekor
Di Wall Street, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada Senin, didorong aksi korporasi di sektor kecerdasan buatan (AI) yang meningkatkan sentimen investor, meskipun penutupan sebagian pemerintahan AS telah memasuki hari keenam.

Nasdaq dan S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi, sementara indeks Dow Jones sedikit melemah.

Saham-saham chip memimpin kenaikan setelah AMD mengumumkan akan memasok chip AI ke OpenAI dalam kesepakatan yang berpotensi menghasilkan pendapatan tahunan puluhan miliar USD. Kesepakatan itu juga membuka peluang bagi OpenAI untuk membeli hingga 10 persen saham AMD.

Saham AMD melonjak 23,7 persen, sementara Indeks Semikonduktor Philadelphia naik 2,9 persen.

“Pasar menunjukkan kekuatan di sektor teknologi dan konsumsi diskresioner, meski di tengah penutupan pemerintahan,” ujar Manajer Portofolio Senior Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut, Robert Pavlik.

“Pasar masih antusias terhadap perdagangan bertema AI dan perusahaan yang mendukungnya.”

“Ini seperti gelombang. Gelombang tidak berlangsung selamanya; suatu saat akan mencapai puncak lalu surut,” tambah Pavlik. “Tapi di titik mana kita berada dalam siklus ini? Tidak ada yang tahu pasti.”

Pemerintah federal masih tutup pada hari keenam akibat kebuntuan politik di Kongres. Penutupan ini menunda publikasi sejumlah data ekonomi penting, sehingga investor bergantung pada data alternatif non-pemerintah untuk menilai waktu dan besaran potensi penurunan suku bunga The Fed.

Para pembuat kebijakan moneter mengingatkan agar tidak terburu-buru menurunkan suku bunga acuan karena inflasi masih tinggi. Namun sebagian lainnya menilai pelemahan pasar tenaga kerja merupakan alasan kuat untuk mulai memangkas suku bunga.

Pasar keuangan memperkirakan peluang sebesar 94,6 persen ada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan The Fed bulan Oktober.

Dengan tidak adanya rilis data resmi AS minggu ini, pelaku pasar mengamati laporan mengenai kredit konsumen, permintaan hipotek, serta survei awal sentimen konsumen Universitas Michigan untuk bulan Oktober.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 63,31 poin atau 0,14 persen ke 46.694,97. S&P 500 naik 24,49 poin atau 0,36 persen ke 6.740,28, sedangkan Nasdaq Composite menguat 161,16 poin atau 0,71 persen ke 22.941,67. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement