IDXChannel - Harga amas pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi, 11/8/2022) menguat terbatas, sekaligus mempertahankan posisinya di atas level psikologis US$1.800 per troy ounce dalam tiga hari berturut-turut.
Penguatan didorong oleh pelemahan nilai tukar dolar AS, yang dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melambat sesuai perkiraan pasar.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange menguat US$1,4 (0,08 persen) menjadi US$1,813,7 per ounce, usai sempat menyentuh level tertinggi di posisi US$1.824,6 per ounce.
Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (5/8/2022), emas berjangka melemah US$15,7 (0,87 persen) menuju US$1.791,2 per ounce. Setelahnya, di awal pekan, emas berhasil surplus US$14 (0,78 persen) menjadi US$1.805,2 per ounce, dan kembali tumbuh tipis sebesar US$7,1 (0,39 persen) menuju US$1.812,3.
Pelemahan inflasi terpantau menekan indeks dolar, yang notabene merupakan takaran nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya yang dipimpin oleh euro, di mana indeks menyentuh level terendah dalam sebulan terakhir menuju 104,51.