IDXChannel – Harga saham emiten tambang tembaga dan emas PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menguat pada debut perdana di bursa, Jumat (7/7/2023). Kapitalisasi pasar (market cap) AMMN pun langsung menyodok ke daftar 15 besar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.40 WIB, saham AMMN menguat ke posisi Rp Rp1.735, atau naik 2,36% dari harga penawaran awal yang ditetapkan sebelumnya yang sebesar Rp1.695 per saham.
Nilai transaksi mencapai Rp303,50 miliar, terbesar di bursa pada Jumat pagi, dan volume perdagangan 176,42 juta saham.
Dengan ini, kapitalisasi pasar AMMN mencapai Rp124,41 triliun. Hal itu menjadikan emiten milik keluarga Panigoro (dan sebagian dimiliki Grup Salim) tersebut berada di posisi 12 emiten dengan market cap terbesar di bursa.
Market cap AMMN berada di atas emiten pengelola Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang mencapai Rp111,70 triliun di peringkat ketiga belas.
Sementara, di atas AMMN, ada emiten produsen mie instan Grup Salim PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) di urutan kesepuluh dengan market cap Rp132,36 triliun dan emiten e-commerce dan jasa ride-hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di posisi kesebelah (market cap Rp130,28 triliun). (Lihat tabel di bawah ini.)
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan menawarkan sebanyak 6,32 miliar saham atau 8,80% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Dengan demikian, AMMN membidik dana segar sebesar USD715 juta atau Rp10,71 triliun dengan melepas sebanyak 8,80 persen saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO sebanyak 6.328.208.800 saham biasa dengan harga penawaran sebesar Rp1.695 setiap saham.
Praktis, seiring target perhimpunan dana tersebut, IPO Amman Mineral juga menjadi salah satu yang paling jumbo di tahun ini.
"Penawaran umum perdana saham ini bertujuan untuk mendukung pengembangan bisnis dan membangun smelter sesuai visi pemerintah dalam mendorong hilirisasi, Amman berkomitmen menyampaikan laporan operasional dan keuangan secara transparan," kata Direktur Utama Amman Mineral, Alexander Ramlie di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Jumat (7/7/2023).
Perseroan juga mengadakan program opsi kepemilikan saham kepada manajemen atau management stock option plan (MSOP) dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 602,33 juta saham atau 0,83% dari modal ditempatkan dan disetor.
Perihal penggunaan dana, sebesar Rp1,78 triliun atau sekitar USD117,20 juta akan digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Amman Mineral Industri.
Dana tersebut akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter AMIN yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Selanjutnya, sebesar Rp3,04 triliun atau USD200 juta akan digunakan oleh perseroan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Dalam hal ini, perseroan tidak memerlukan persetujuan dari pihak ketiga untuk melakukan pelunasan pinjaman kepada AMNT.
Kemudian, sisa dana IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT. Di mana, dana tersebut akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator yang berlokasi di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Adapun minat investor dalam penjatahan terpusat atau pooling juga cukup tinggi. Terlihat dari jumlah kelebihan permintaan atau oversubscription hingga 13,6 kali dengan jumlah investor lebih dari 27.000 orang.
Amman Mineral merupakan grup perusahaan yang mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, melalui anak perusahaan AMNT.
Selain melakukan penambangan mineral di tambang Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, AMNT juga melakukan kegiatan pemrosesan bijih menjadi konsentrat tembaga, serta kegiatan eksplorasi di jebakan Elang.
Melalui anak perusahaan AMMN, fasilitas smelter dan pemurnian logam mulia juga sedang dibangun, dan ditargetkan akan beroperasi di 2024. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.