Meski demikian, William juga menyebut bahwa tekanan dari sentimen negatif tentu saja masih akan ada di pasar.
Misalnya, sentimen tentang kembali meningkatnya kasus COVID-19, dan masih mengambangnya statement The Fed tentang kenaikan suku bunga.
"Hal ini membuat nilai tukar dolar AS kembali menguat. Namun yang menraik, (penguatan) itu tidak terlihat pada (nilai tukar) dolar AS-Rupiah Indonesia, yang artinya rupiah kita masih bisa melanjutkan penguatan," tutur William.
Sebagai informasi, pada pekan ini hari perdagangan hanya tersisa dua hari, lantaran pada hari Rabu (19/4/2023), pasar modal nasional telah libur, mengetahui jadwal libur bersama dari pemerintah.
Dalam kondisi tersebut, William mengaku berekspektasi pergerakan indeks masih akan cenderung lebih stabil, dengan kecenderungan sepi.